SENI MUSIK DAERAH



LAGU ATAU MUSIK DAERAH 


NAMA    :       ARMY NILAM SARI
NPM       :       10520168




BAB I 
PENDAHULUAN 

A. LATAR BELAKANG 

Lagu daerah atau musik daerah atau lagu kedaerahan, adalah lagu atau musik yang berasal dari suatu daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh rakyat daerah tersebut maupun rakyat lainnya. Pada umumnya pencipta lagu daerah ini tidak diketahui lagi pembuat/pengarangnya.
Indonesia juga terkenal sebagai negara yang memiliki kekayaan budaya yang kaya. salah satunya lagu daerah dan musik yang beraneka ragam. tidak hanya lagu yang dari berbagai daerah, tetapi berbagai suku di Indonesia juga memiliki lagu daerah dengan ciri khasnya, seperti lagu dan musik daerah batak. 
Lagu daerah batak merupakan salah satu warisan dari kebudayaan di indonesia yang berasal dari suku Batak yang berada di daerah Sumatera Utara. 

B. RUMUSAN MASALAH 

Jelaskan lagu atau musik daerah Batak !

C. TUJUAN 

Mendeskripsi lagu atau musik daerah Batak

BAB II

PEMBAHASAN 

A. LAGU BATAK (ANAK MEDAN)

Lagu Anak Medan ini lau yang bercerita mengenai kehidupan kesetiaan pada teman (sahabat) yang sedang berjuan di tan perantauan, susah maupun senang selalu bergembira. Lagu Anak Medan ini dinyanyikan oleh Trio Lamtama dan diciptakan oleh Freddy Tambunan. Lagu ini sangat terkenal di kalangan pendengar musik Batak. 

https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.hipwee.com%2Flist%2Flagu-dari-medan-yang-menggambarkan-tentang-medan-dan-orang-batak%2F&psig=AOvVaw1Ng23RF6gkiHdefS1PpFn6&ust=1609988117165000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCNC7-Kmnhu4CFQAAAAAdAAAAABAD

Lagu 'Anak Medan' ini cocok menjadi lagu andalan orang Batak saat berada di perantauan. berikut lirik dan arti dari lagu Anak Medan : 

ANAK MEDAN 

Anak Medan, anak Medan, Anak medan do au kawan
Modal pergaulan boi do mangolu au
Tarlobi di penampilan, main cantik do au kawan
Sonang manang susa happy do di au

(Anak Medan, anak Medan, aku ini anak Medan kawan
Aku bisa hidup dari modal pergaulan
Terutama dalam hal penampilan, aku main cantik kawan
Senang atau susah, aku selalu happy)

Nang pe 21 solot di gontinghi
Siap bela kawan berpartisipasi
378 santabi majo di si
Ada harga diri mengantisipasi

(Walau 21 terselip di pinggangku
Siap bela kawan berpartisipasi
378 mohon maaf untuk itu
Ada harga diri mengantisipasi)

Horas, pohon pinang tumbuh sendiri
Horas, tumbuhlah menantang awan
Horas, biar kambing di kampung sendiri
Horas, tapi banteng di perantauan

Anak medan, anak medan, anak medan do au kawan
Susah di donganhu so boi tarbereng au
Titik darah penghabisan ai rela do au kawan
Hansur demi kawan, ido au kawan

(Anak Medan, anak Medan, aku ini anak Medan kawan
Aku bisa hidup dari modal pergaulan
Terutama dalam hal penampilan, aku main cantik kawan
Senang atau susah, aku selalu happy)

Nang pe 21 solot di gontinghi
Siap bela kawan berpartisipasi
378 santabi majo di si
Ada harga diri mengantisipasi

(Walau 21 terselip di pinggangku
Siap bela kawan berpartisipasi
378 mohon maaf untuk itu
Ada harga diri mengantisipasi)

Horas, pohon pinang tumbuh sendiri
Horas, tumbuhlah menantang awan
Horas, biar kambing di kampung sendiri
Horas, tapi banteng di perantauan

Anak medan, anak medan, anak medan do au kawan
Susah didonganku so boi tarbereng au
Titik darah penghabisan ai rela do au kawan
Hansur demi kawan, ido au kawan

(Anak Medan, anak Medan, aku ini anak Medan kawan
Aku bisa hidup dari modal pergaulan
Terutama dalam hal penampilan, aku main cantik kawan
Senang atau susah, aku selalu happy)

Lagu ini mengajarkan kita untuk tidak pantang menyerak dan terus bersemangat meski jauh dari keluarga. 

B. MUSIK BATAK (GORDANG SAMBILAN)


Gordang sambilan yaitu seperangkat alat musik sakralyang teridi dari sembilan buah gendang besar yang mirip bedug. alat musik ini berasal dari suku batak mandaling, Sumatera Utara. Gordang sambilan ini teruat dari kayu yang bagian tengahya dibuang sehingga membentuk tabung resonator. permukaan salah satu lubang tabung ditutup dengan membran dari kulit lembu, yang saat pemasangannya ditarik kencang hingga rata dan menegang, lalu diikat menggunakan tali rotan. gordang ini tergolong alat misik perkusi tradisional yang dimainkan dengan cara memukul menggunakan dua buah alat pemukul yang terbuat dari kayu. ukuran panjang dan diameter gordang yang berbeda-beda mengakibatkan nada yang dihasilkan juga berbeda. 

Ansambel gordang sambilan dilengkapi dengan instrumen perkusi berupa ogung boru boru (gong terbesar atau gong betina), ogung jantan (gong terbesar kedua), doal (gong berukuran lebih kecil dari ogung jantan), tiga salempong atau mongmongan (gong terkecil), dan sepasang tali sasayat (simbal kecil), serta alat musik tiup sarune atau saleot. Jumlah pemain gordang sambilan di daerah Pakantan ada 11 orang, terdiri dari: (1) satu orang pemain sarune; (2) satu orang memainkan ogung boru dan ogung jantan; (3) satu orang memainkan mongmongan atau gong panolongi dan pandua idan; (4) satu orang memainkan pamulosi; (5) satu orang memainkan gong doal; (6) satu orang memainkan tali sasayak; dan (6) lima orang pemain gordang sambilan dengan pembagian: (a) satu orang memainkan dua buah jangat atau disebut panjangati; (b) satu orang memainkan hudong-kudong, (c) satu orang memainkan dua buah padua, (d) satu orang memainkan dua buah patolu; dan (e) seorang memainkan enek-enek.

Formasi tersebut berbeda dengan wilayah Huta Pungkut dan Tamiang, yang jumlah pemusiknya ada 9 orang, meliputi (1) satu orang pemain sarune, (2) empat orang memainkan gordang sambilan dengan pembagian: (a) satu orang memainkan tiga buah jangat yaitu jangat siangkaan, jangat silitonga, jangat sianggian: (b) satu orang memainkan dua buah pangoloi; (c) satu orang memainkan dua buah paniga; dan (d) satu orang memainkan dua buah hudong-kudong; (3) satu orang memainkan ogung boru dan ogung jantan; (4) satu orang memainkan mongmongan; (5) satu orang memainkan talempong; serta (6) satu orang memainkan tawak-tawak. Gordang Sambilan bersifat sebagai pembawa ritme yang berulang-ulang. Penentu patokan ritme gordang sambilan adalah patolu yang dipukul dua kali dalam setiap empat ketukan dengan pukulan yang konstan, sedangkan enek-enek (paling kecil), padua, dan hodong-kudong sebagai pengisi ritme, sedangkan jangat (paling besar) berfungsi sebagai variasi dari ke-empat gordang tersebut.

Sebelum kedatangan Islam di Sumatera Utara, gordang sambilan digunakan dalam upacara Paturuan Sibaso, yaitu ritual memanggil roh nenek moyang melalui medium atau semacam shaman (dukun) yang dinamakan Sibaso. Tujuannya adalah untuk meminta pertolongan dalam mengatasi kesulitan yang menimpa masyarakat Mandailing, seperti wabah penyakit menular. Gordang sambilan yang masa itu dianggap sakral juga digunakan dalam upacara mangido udan (meminta hujan). Jika hujan sudah berlangsung cukup lama hingga menimbulkan banjir dan terjadi kerusakan hasil panen, gordang sembilan kembali digunakan untuk memohon agar hujan lekas berhenti.

Selain itu gordang sambilan juga digunakan dalam upacara Horja Godang Markaroan Boru (perkawinan), dan Horja Mambulungi (kematian). Untuk bisa menggunakan gordang sambilan dalam kedua upacara tersebut, jika terkait kepentingan pribadi harus mendapat izin dari Namora Natoras (pemimpin tradisional), dan Raja sebagai kepala pemerintahan. Permohonan ijin dilakukan melalui musyawarah adat “markobar adat” yang dihadiri oleh tokoh-tokoh Namora Natoras dan Raja beserta pihak penyelenggara upacara. Bukan hanya ijin tetapi kesanggupan untuk menyembelih setidaknya satu ekor kerbau jantan dewasa. Jika tidak terpenuhi maka gordang sambilan tak boleh digunakan dalam Horja Mambulungi, hanya dua gendang terbesar (jangat) saja yang diijinkan, tetapi upacara kematiannya berubah menjadi Bombat.

Penyebutan nama gordang sambilan tidak selalu sama, misalnya saja suku Mandailing di daerah Angkola, Padangsidempuan, menyebutnya sebagai gordang dua, padahal sebelumnya dinamakan gordang tujuh. Ternyata pengubahan nama disebabkan adanya larangan memainkan kesenian gordang sambilan dari pemerintah kolonial masa itu. Hanya suku Mandailing Natal yang tidak mengubah penyebutannya, sejak dahulu hingga kini tetap bernama gordang sambilan.



BAB III

KESIMPULAN 

Indonesia memiliki berbagai macam jenis suku dalam setiap daerahnya dari setiap suku dan daerahnya pula memiliki lagu atau musik daerahnya masing-masing. Seperti di daerah Sumatera Utara ini yang memiliki suku Batak. Lagu atau musik daerah Batak sangat populer tidak hanya di wilayah Sumatera Utara namun juga populer hampir di seluruh Indonesia. Termasuk lagu Anak Medan ini sangat populer di kalangan remaja. lagu yang mengartikan rasa pejuang di perantauan dan kesetiaan pada kerabat sangat cocok di dengar untuk menambah semangat dalam berjuang maupun saat bosan. 

DAFTAR PUSAKA 


https://www.hipwee.com/list/lagu-dari-medan-yang-menggambarkan-tentang-medan-dan-orang-batak/

http://encyclopedia.jakarta-tourism.go.id/post/gordang-sambilan--seni-musik?lang=id



Komentar